Berbakti kepada orangtua, Birrul Walidain

28 10 2012

Sejak dahulu, nasehat untuk berbakti kepada orangtua (Birrul Walidain) telah banyak disampaikan.  Itu disampaikan oleh para guru di sekolah, guru ngaji, atau siapa saja.  Anak-anak sejak usia dini sudah dididik untuk menghormati, patuh, dan mentaati apa yang disampaikan oleh orang tua.   Banyak di antara anak-anak itu kemudian menjadi sukses dalam kehidupannya, dapat meraih cita-cita yang diinginkan, berhasil membangun rumah tangga penuh berkah, mendapat keturunan yang baik, karena dengan doa yang tiada henti dan putus dari orang tuanya.

Allah SWT menyediakan balasan/ pahala yang besar bagi siapa yang taat pada orang tuanya. Rasulullah saw bersabda, artinya,“Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua.” (HR Tirmidzi kitab al-Birr wa ash-Shilah, dishahihkan oleh al-Albany)

Banyak kisah dari hadist nabi yang menggambarkan kemuliaan menghormat kepada orang tua.

  1. Ya Rasulullah! Siapakah manusia yang paling berhak aku pergauli dengan baik? “Rasulullah saw menjawab, “Ibumu”. Dia bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Rasulullah saw menjawab, “Ibumu” Dia bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Rasulullah saw menjawab, “Ibumu”. Dia bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Rasulullah menjawab, “Bapakmu”. (HR. Bukhori kitab al-Adab & Muslim kitab al-Birr wa ash-Shilah)
  2.  “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw meminta ijin kepadanya untuk ikut berjihad. Maka Rasulullah saw bertanya kepadanya, “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” Dia menjawab, “Ya”. Maka Rasulullah saw berkata kepadanya, “Berjihadlah (dengan berbakti) pada keduanya.” (HR Bukhori kitab al-Adab & Muslim kitab al-Birr wa ash-Shilah)
  3.  ‘Birrul Walidain’ juga merupakan sifat para Nabi’alaihimussalam. Allah SWT mengisahkan tentang Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dalam firman-Nya, artinya, “Ibrahim berkata, “Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan meminta ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku.” (QS. Maryam: 47). Juga pujian Allah SWT kepada Nabi ‘Isa ‘alaihissalam, artinya, “Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku sebagai seorang yang sombong lagi celaka.”(QS. Maryam: 32 )
  4. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah saw, “Apakah perbuatan yang paling utama?” Rasulullah saw menjawab, “Iman kepada Allah dan RasulNya”. “Kemudian apalagi?” Rasulullah saw menjawab, “Berbuat baik kepada Orang tua.” Kemudian apalagi?” Rasulullah saw menjawab, “Berjuang di jalan Allah.” (HR. Bukhari kitab al-Hajj dan Muslim bab Bayan kaunil iman billah min afdhailil a’mal)
  5. Rasulullah Saw. bersabda : “Berbaktilah kepada bapak ibu kalian, maka anak-anak kalian akan berbakti kepada kalian, dan jagalah diri kalian, maka istri-istri kalian menjaga diri”. (Hr. Thabrani dari Ibnu Umar)
  6. Rasulullah saw bersabda, ”Tiga orang tidak dapat melihat wajahku, yakni (i) Orang yang mendurhakai kedua orang tuanya, (ii) orang yang meninggalkan sunahku dan (iii) orang yang tidak shalawat kepadaku ketika aku disebutkan didepannya.”

Kewajiban kepada orang tua

Upaya-upaya menghormati kedua orang tua harus dilakukan oleh siapa saja.  Segerakan untuk melakukan sesuatu hal secara langsung atau tidak langsung, baik berkomunikasi, sekedar menanyakan kesehatan, membuat senang, tenang dan terang kepada mereka.  Selagi masih hidup, berikan perhatian kepada beliau, meminta maaf atas semua kesalahan dan kekhilafan kepada beliau.  Bagi yang berlokasi berjauhan, senantiasa ciptakan komunikasi dan menjenguk beliau secara rutin.  Sisihkan sebagian rejeki untuk orangtua baik untuk kebutuhan hidup, atau kepentingan amal/ibadah orangtua.  Insya Allah, dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban kepada orang tua akan memberikan kebaikan dalam kehidupan anak-anaknya.

Berikut beberapa hal kebaikan terhadap orang tua, di antaranya:

  1. Berbuat baik kepada keduanya baik dengan perkataan atau perbuatan. Allah SWT berfirman, Artinya, “Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “Ah”, dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS: al-Qur’an-Isro: 23).
  2. Mendoakan keduanya baik semasa hidupnya ataupun sesudah meninggalnya. Allah SWT berfirman, “Robbirhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo” Artinya, “.., Wahai Tuhanku kasihanilah mereka berdua sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS: al-Isro: 24).  Dan Rasulullah saw bersabda, “Apabila anak Adam mati maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara: shodaqoh jariyah atau ilmu yang bermanfaat atau anak soleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim kitab al-Washiyyah)
  3. Mentaati keduanya dalam kebaikan. Allah SWT berfirman, Artinya, “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu , maka janganlah kamu mengikuti keduanya , dan pergaulilah keduanya dengan baik”. (QS: Luqman: 15)
  4. Memintakan ampun bagi keduanya sesudah meninggal. Allah SWT berfirman menceritakan tentang nabi Ibrahim ’alaihissalam: “Robbanaghfir lii wa lii waalidayya wa lilmu’miniina yawma yaquumul hisaab”.  Artinya, “Ya Tuhan kami beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan semua orang-orang mu’min pada hari terjadinya hisab/ kiamat”. (QS Ibrohim: 41).  Juga firman-Nya tentang Nabi Nuh ’alaihissalam, “Robbighfir lii wa li waalidayya wa li man dakhola baytiya mu’minan wa lilmu’miniina wal mu’minaati”.  Artinya, “Ya Tuhanku ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang beriman laki-laki dan perempuan.” (QS: Nuh: 28)
  5. Melunasi hutangnya dan melaksanakan wasiatnya, selama tidak bertentangan dengan syari’at. Rasulullah saw membenarkan ucapan seorang wanita yang berpendapat hutang ibunya wajib dilunasi, dan Rasulullah saw menambahkan bahwa hutang kepada Allah SWT berupa shaum nadzar lebih berhak untuk dilunasi.
  6. Menyambung tali kekerabatan mereka berdua, seperti: Paman dan bibi dari kedua belah pihak, kakek dan nenek dari kedua belah pihak. Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya sebaik-baik hubungan/ silaturahim adalah hubungan/ silaturohim seorang anak dengan teman dekat bapaknya.” (HR. Muslim kitab al-Qur’an-birr wash shilah).
  7. Memuliakan teman-teman mereka berdua. Rasulullah saw memuliakan teman-teman istrinya tercinta Khadijah radhiyallahu ‘anha, maka kita muliakan pula teman-teman istri kita. Dan teman-teman orang tua kita lebih berhak kita muliakan, karena di dalamnya ada penghormatan kepada orang tua kita.
  8. Memohon ampun atas semua kesalahan kepada orangtua, utamanya kepada ibu.  Kisah AlQamah memberi pelajaran, Ridha (permohonan maaf) seorang ibu dapat melancarkan anaknya (AlQamah) saat sakaratul maut.  Rasulullah saw bersabda: “Hai sekalian kaum muslimin, ingat barangsiapa memiliki ibu dan tidak berbakti kepadanya, maka dia keluar dari dunia tanpa syahadat.”

Semoga Allah SWT memberikan kekuatan dan petunjukNya kepada kita untuk berbakti kepada orangtua.  Berbakti kepada keduanya adalah salah satu jalan untuk meraih surga.

Sumber: 1, 2, 3

Lembah Panderman, 18 Ramadhan 1433 H / 7 Agustus 2012

From my husband’s  blog  Long Journey


Actions

Information

3 responses

15 11 2012
eadewi

Terimakasih Bu Lina sangat bermanfaat

15 11 2012
eadewi

Mohon ijin mengcopy nggih Bu Lina untuk mengisi materi pengajian An Nisa Karyawati Penelitian Klaten, terimakasih

15 11 2012
yassarlina

Silakan dek Erna. Alhamdulillah kalau bisa bermanfaat buat teman2 🙂

Leave a reply to eadewi Cancel reply




Every step that I take. . .

istiwahyuti

A fine WordPress.com site

Pusat Penelitian Gula

Every step that I take. . .

Research and Development of Tobacco Jember

Creative, fast and precise to provide solutions

RESEARCH AND DEVELOPMENT OF TOBACCO KLATEN

Responsive, Precise and Innovative

No Boundaries

Sharing the best for taking the best . .

Keep Goin'

at the end, life is just a gag

Long Journey

Information and Communication for Social Capital Development